Yesica Sitorus, 20 Maret 2020
MATA KULIAH PBDK (SEKSUALITAS)
A.
Bagaimana pandangan
anda terhadap pacaran yang dianggap sebagai gerbang utama penyimpangan seksual!
JAWAB :
Pacaran merupakan proses saling
mengenal antar dua individu dan proses saling berhubungan yang tumbuh di antar
perempuan dan laki-laki. Pacaran merupakan saat dimana individu mencari
pasangan karena pacaran merupakan proses menuju ke tingkat yang lebih tinggi
yaitu pernikahan. Tetapi di jaman sekarang ini banyak anak-anak yang belum
cukup umur sudah banyak melakukan hubungan berpacaran yang sebenernya belum
diperbolehkan untuk mereka berpacaran.
Pacaran bagi sebagian kalangan
remaja sudah bukan hal yang asing lagi. Bahkan banyak remaja memiliki anggapan
bahwa kalau masa remaja adalah masa berpacaran, jadi remaja yang tidak
berpacaran justru dianggap sebagai remaja yang kolot atau ketinggalan jaman dan
tidak mengikuti perubahan jaman saat ini. Pacaran sehat sendiri sering dimaknai
sebagai suatu proses pacaran dimana kedua individu dilarang berkontak dalam
tindak kekerasan fisik, yang bisa memengaruhi pada perilaku seksual yang
beresiko.
Menurut saya di jaman sekarang
ini, pacaran dianggap kepada keinginan kita atua keinginan individu untuk
mengetahui bagaimana rasanya pacaran. Karena didorong rasa ingin tahu individu
akhirnya dia terjerumus kedalam pacaran padahal usia dia yang masih belum
cukup. Lagi di jaman saat ini rentan pacaran di usia SD sudah banyak, bahkan
sudah mulai berani untuk saling menggengam tangan, berpelukan, bahkan sampai
berciuman di tempat umum. Banyak dari mereka yang memang sengaja untuk
memperlihatkan bahwa mereka sedang berpacaran dan mengupload nya ke media
sosial untuk diliat kebanyakan orang.
Bagi mereka yang tidak tau
pacaran sehat pasti akan menyimpan ke gaya pacaran yang tidak sehat, seperti
melakukan penyimpangan-penyimpangan seksualitas yang berawal dari saling
berpegangan tangan naik hingga melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan. Selain
itu dampak pacaran juga sangat besar. Saat dua individu duduk dibangku sekolah
jika pasangan tidak saling mengerti akan menggangu proses dan aktifitas
belajar, sehingga membuat mereka tidak fokus atau tidak konsen belajar.
Lalu kekerasan seksual
pemerkosaan dalam pacaran adalah bentuk kekerasan seksual dalam pacaran. Komisi
Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan (Komnas Perempuan) Indonesia
mengategorikan kekerasan jenis itu sebagai kekerasan dalam pacaran (KDP). KDP secara
seksual terjadi ketika seseorang diserang secara seksual oleh orang lain yang
dikenal dan dipercaya, seperti teman kencan. Kekerasan seksual dapat juga
terjadi saat korban mabuk di suatu pesta, misalnya pesta saat mereka mabuk dan
mudah untuk pelaku mengicar remaja saat keadaan mabuk.
Pengetahuan seksuallitas
menurut Wildan (dalam Almirah et al, 2006) merupakan pengetahuan yang
menyangkut cara seseorang bersikap atau bertingkah laku yang sehat, bertanggung
jawab, serta tahu apa yang dilakukannya dan apa akibat bagi dirinya,
pasangannya, dan masyarakat sehingga dapat membahagiakan dirinya juga dapat
memenuhi kehidupan seksualnya.
Jadi menurut saya, betul jika
pacaran itu merupakan gerbang utama atau gerbang awal menuju penyimpangan
seksual. Tetapi bagi mereka yang mampu menahan rasa hawa nafsu mereka, mereka
bisa menjalankan pacaran yang sehat. Tetapi bagi mereka yang tidak tau tentang
konsep pacaran yang sehat akan menyimpang ke arah pacaran yang tidak sehat.
B.
Siapakah yang harus
disalahkan, sehingga banyak yang terjadi penyimpangan seksualitas!
JAWAB :
Menurut saya orang tua sebagai
pendidik di lingkup keluarga memiliki peran yang sangat amat penting dalam
menghalau atau mencegah terjadinya penyimpangan seksualitas. Dengan memberikan
arahan sedari kecil untuk memberitahukan mana yang baik dan mana yang tidak
baik untuk seorang anak melakukan sesuatu. Namun, semakin bertumbuhnya usia
anak biasanya anak akan banyak mengurasi interaksi kepada kedua orang tuanya.
Selain orang tua, keadaan
lingkungan yang biasanya memengaruhi penyimpangan seksualitas. Jika individu
tinggal didaerah yang kotor, suka melakukan hal-hal penyimpangan individu juga
kelak akan melakukan penyimpangan itu juga. Tidak seperti individu yang tinggal
didaerah nyaman, bersih, dan saling menghargai.
Tidak dipungkiri adanya
kecenderungan gaya hidup pergaulan bebas saat ini terutama di kota-kota besar.
Tanpa adanya bimbingan dan pengarahan, termasuk didalmanya problematika dan
wawasan seksualitas, seorang anak rentan mengikuti gaya hidup yang salah
tersebut. Apalagi sekarang perkembangan jaman sudah makin meningkat signifikan
sehingga orang tua sulit untuk mengontrol anak mereka. Melalui iklan di
internet, tontonan film yang tidak mendidik membuat anak akan menjadi
menyimpang.
Penyimpangan seksual adalah
aktivitas seksual yang ditempuh seseorang untuk mendapatkan kenikmatakan
seksual dengan tidak sewajarnya. Biasanya, cara yang digunakan oleh orang
tersebut adalah menggunakan obyek seks yang tidak wajar. Selain itu kurangnya
pengetahuan remaja tentang seksualitas menjadi kunci utama permasalah dalam
penyimpangan seksualitas. Biasanya orang-orang yang mengalami penyimpangan
seksual menyembunyikan perilaku mereka dan tidak mau mengakuinya. Mereka menolak
mengakui perilaku seksual yang menyimpang dari norma sosial, moral, dan agama
karena kekhwatiran akanmunculnya penolakan dan diskriminisasi dari
lingkunganya.
Masalah nya seksual sangat amat
sensitif dan dianggap tabu, baik secara moral maupun normative, akan
berpengaruh terhadap nama baik seseorang (Abidin, Anwar Achmad: 2008).
Perkembangan masa remaja merupakan menuju kedewasaan sehingga perlu sekali
arahan untuk mereka baik arahan secara langsung maupun tidak langsung atau
menggunakan media online. Seharusnya pemerintah mulai mempromosikan tentang
bahaya penyimpangan seksualitas agar semua masyarakat saling menjaga satu sama
lain.
Perilaku seksual menyimpang
rentan terjadi pada siapapun, terutama bagi mereka mereka yang kurang
memperoleh bimbingan dan pengarahan seputar wawasan seksualitas. Oleh karena
itu peran orang tua, guru, sangat penting dalam menanamkan hal ini. Meskipun
tabu, tapi sedikit demi sedikit anak harus sudah mengetahui apa itu seksualitas
dan supaya anak tidak menyimpang ke arah yang salah.
C.
Sudah rusakkah,
nilai dan norma agama, sehingga tidak mampu menangkal penyimpangan seksualitas!
JAWAB :
Pengertian menurut Fraenkel
(1997) “Nilai adalah ide atau konsep tentang apa yang dipikirkan seseorang atau
dianggap penting oleh seseorang”. Menurut Danandjaja, nilai merupakan
pengertian-oengertian yang dihayati seseorang mengenai apa yang lebih penting
atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik, dan apa yang lebih
benar atau kurang benar (Sofyan Sauri dan Herlan Firmansyah: 2010:9). Menurut
Steeman dalam Adisusilo (2012:57) menjelaskan nilai adalah sesuatu yang memberi
makna pada hiudp, yang memberi acuan, titik tolak dan tujuan hidup. Jadi
kesimpulannya nilai adalah ide atau pemikiran tentang apa yang penting dan
tidak penting yang dipikirkan oleh seseorang.
Sedangkan norma menurut
Sastrapratedja dalam Adisusilo (2012:54) menjelaskan Norma adalah aturan,
ukuran, patokan, kaidah bagi pertimbangan dan penilaian atas perilaku manusia.
Dari paparan diatas nilai merupakan sesuatu yang dapat memeberi makna bagi
kehidupan manusia agar lebih baik karena memiliki tujuan hidup dalam nilai juga
memberi tujuan atau arah kehidupan harus menuju untuk bertingkah laku yang baik
dalam kehidupan atau lingkungan. Salah satu nilai dalam penyimpangan
seksualitas adalah nilai sosial berarti seorang sudah mendapat pengaruh
mengenai pedoman dalam berpiralu sehari-hari
atau dasarnya individu tersebut punya suatu hal didalam dirinya memang
tidak baik.
Suatu perilaku dianggap
menyimpang apabila tidak sesuai dengan nilai-nilai dan norma-norma sosial yang
berlaku dalam masyarakat atau dengan kata lain penyimpangan adalah segala macam
pola perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri terhadap kehendak
masyarakat. Lalu kurangnya pendekatan kepada Tuhan, kurangnya beribadah membuat
iman dia lemah dan tidak kuat menahan hawa nafsunya sebagai manusia. Nilai
nilai agama yang kurang diterapkan di keluarga juga membuat individu nantinya
akan lemah saat bersosialisasi dan cenderung ia akan melakukan penyimpangan ke
arah yang salah salah satunya penyimpangan sexualitas.
Ironisnya justru banyak
masyarakat yang merasa bangga ketika melakukan penyimpangan salah satunya
adalah perilaku penyimpangan seksualitas yang marak terjadi di kehidupan saat
ini. Individu yang menyimpang ke arah seksualitas berarti pemikirannya sudah
dipengaruhi, nilai nilai dan normanya sudah dirubah ke arah yang salah. Baik
oleh faktor lingkungan, pertemanan, bahkan faktor keluarga.
Biasanya orang yang menyimpang
seksualitas dipengaruhi oleh beberapa faktor menurut beberapa sumber yang saya
baca terdapat faktor ekonomi, secara ekonomi kemiskinan dapat diartika sebagai
kekurangan sumber daya yang dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Jika diartikan dengan pendapat dan kebutuhan dasar maka kemiskinana
dapat diukur secara langsung, yaitu ketika pendapatan masyarakat tidak dapat
memenuhi kebutuhan dasar minimum maka dikatakan miskin, banyak orang yang
mencari penghasilan dengan berbagai cara salah satunya dengan menyimpang ke
arah seksualitas.
Dia tau dia salah dalam agama,
dalam norma sosial, tetapi karena faktor ekonomi individu terpaksa melakukannya
agar dapat memenuhi kebutuhan ekonominya dan keluarganya. Sehingga ia terjerah
dalam kasus perdagangan manusia, kasus narkoba, bahkan hingga menjadi seorang
PSK. Lalu faktor lingkungan dan teman-teman, individu yang kesehariannya
bergabung dengan sepergaulan yang mengarah ke hal yang salah. Dan juga
lingkungan sekitar merupakan lingkungan yang bergaulnya sudah diluar batas,
maka individupun akan terbawa arus pertemanan. Maka rusaklah nilai dan norma
norma yang ada dan mereka tidak mampu untuk menahan penyimpangan penyimpangan
seksualitas yang ada.
D.
Kurang tegaskah,
aturan dan perundangan saat ini! Perlukan hukuman mati atau kebiri sehingga
membuat jera pelaku penyimpangan seksualitas!
JAWAB :
Banyak kasus kekerasan seksual
apalagi kekerasan seksual terhadap anak yang membuat masyarakat sekitar menjadi
takut dan merasa tidak nyaman dalam hidup berumah tangga maupun bermasyarakat.
Hal ini mengakibatkan suana yang tidak tentram dan aman tidak akan
dirasakan lagi di lingkungan sekitar.
Tindak kekerasan seksual merupakan tindakan yang merugikan orang lain karena
tindak kekerasan seksual adalah suatu bentuk pelanggaran terhdap norma-norma
sosial dan hukum.
Dengan demikian mereka yang
melakukan tindak kekerasan seksual iberikan sanksi pidana sesuai engan
undang-undang yang berlaku sebagai bentuk kebijakan hukum atas kejahtannya yang
dilakukannya. Tingkah laku manusia yang jahat, immoril, dan antisosial itu
membuat masyarakat marah dan menimbulkan kejengkelang dikalangan masyarakat dan
sangat merugikan umum. Karenanya, kejahatan tersebut jangan dibiarkan terus
berkembang dan tumbuh didalam kehidupan masyarakat, maka tindak kekerasan
seksual keamanan, an keselamatan masyarakat.
Warga masyarakat secara
keseluruhan, bersama dengan lembaga-lembaga resmi yang berwenang seperti
kepolisisan, kejaksaa, pengadilan, bahkan lembaga permasyarakatan, dan
lain-lain wajib menanggulangi kejahatan sejauh mungkin. Denganemikian untuk
dapat menanggulangi kejahatan seksualitas terutamanya sejauh mungkin. Dengan
demikian tindak kekerasan seksual dengan memberikan hukum yang sesuai dengan
kejahatan yang dilakukan untuk memberikan efek jera terhadapnya sehingga dapat
mengurangi sejauh mungkin tindak kekerasan seksual terhadap individu.
Penanggulangan dengan jalur
hukum maka telah ada kebijakan kebijakan hukum alam hal pemberian sanksi pidana
terhadap mereka yang melakukan tindak kekerasan seksual. Hukuman mati
sebenarnya perlu jika memang benar orang itu sangat amat bersalah, tapi jarang
bahkan di Indonesi sendiri melakukan hukuamn itu karena akan membuat masyarakat
kesal karena hanya seksualitas seseorang dihukum mati. Karena di Indonesia seksualitas
itu sendiri sangat amat banyak dan sangat amat meningkat.
Pemerintah sudah berupaya
semaksimal mungkin, kita sebagai warga negara harusnya membantu pemerintah jika
melihat kejadian tersebut mari kita tegur agar lingkungan sesama kita menjadi
nyaman, jangan menunggu pemerintah jika kita sebagai warga tidak ada aksi untuk
membantu para pemerintah.
E.
Seperti apa peran
keluarga seharusnya dalam pendidikan seksualitas!
JAWAB :
Komunikasi antara orangtua dan
anak dapat berupa bimbingan orang tua yang meliputi pemenuhan kebutuhan anak,
pemberian motivasi, pendidikan agama dalam keluarga. Tujuan dari komunikasi
anatara anak dengan orang tua adalah untuk memahami dirinya sendiri dan
lingkungan, membuat keputusan dengan cermat, untuk mengendalikan dorongan
dorongan atau keinginan keinnginan yang kurang baik serta membantunya dalam
menghadapi berbagai masalah kehidupan pada umumnya agar remaja tidak terjerumus
dalam perilaku menyimpang. Adanya komunikasi yang baik dengan orang tua diharapkan
anak mampu memilah mana yang baik dan mana yang buruk tentang seks untuk
diirnya sendiri.
Ketika orangtua mendegarkan
secata aktif, kemampuan anak untuk mengungkapkan perasaan dan isi hatinya
dirangsan dan semakin meningkat. Adanya rasa percaya pada orang tua membuat
anak ingin menceritakan segala hal tentang dirinya kepada orang tua. Dengan demikian
pengetahuan seksualitas dan kualitas komunikasi antara orang tua dan anak
mempunyai pengaruh yang penting dalam pembentukan sikap dan perilaku seks bagi
remaja (Amrilaah, et al: 2006).
Sikap dan perlakuan orangtua
pada anak maa dini sangat berpengrahu bagi persepsi dan perilaku sesksual
remaja (Pangkahila, 2007). Melalui komunikais yang baik, orang tua dapat
mengajak dan menemukan pemahaman-pemahaman mengenai seksualitas dan perilaku
sekssual yang bertanggung jawab pada remaja. Dengan komunikasi orang tua dan
anak yang baik, orangtua juga dapat segera menyadari masalah-masalah yang
terjadi pada diri anak remajanya dan dapat membantu menyelesaikan masalah
tersebut (Wulandari, et all: 2006).
Komunikasi orangtua dan anak
dikatakan efektif atau berkualitas bila kedua belah pihak saling dekat, saling
menyukai dan komunikasi dianata keduanya merupakan hal yang menyenangkan dan
adanya keterbukaan sehingga tumbuh sikap percaya. Komunikasi yang efektif
dilandasi adanya kepercayaan, keterbukaan, dan dukungan yang positid pada anak
agar anak dapat menerima dengan baik apa yang disampaikan oleh orang tua.
Komunikasi menurut Musliha dan
Fatmawati mengemukakan bahwa pengertian komunikasi adalah pemindahan informasi
dari satu orang ke orang lain terlepas percaya atau tidak. Tetapi informasi
yang ditrasnfer haruslah dimengerti oleh penerima (Musliha dan Fatmawati,
2010:1). Komunikasi interpersonal yang sehat memungkinkan penyelessaian
masalah, berbagai ide, pengambilan keputusan, dan pertumbuhan persoalan (La
Ode, 20212:47).
Kualitas komunikasi orangtua
dan anak ialah lebih dari percakapan dan berfokus pada pesan yang disampaikan,
apa yang didengar, dan pesan yang dimengerti, dimana proses penyampaian atau
pertukaran informasi anatar orangtua dan anak dilandasi saling percaya,
dukungan positif, keterbukaan, dan hubungan yang sehingga tumbuh sikap saling
ppercaya anak agar dapat menerima dengan baik apa yang disampaikan oleh
orangtua.
F.
Pemerintah harus
membuat program apa untuk meningkatkan kesehatan seksualitas dan mencegah
terjadinya penyimpangan seksualitas!
JAWAB :
Menurut BKKBN dalam berita
Nesstand, 2012 jumlah remaja di Indonesia terbilang besar yakni 26,7 persen
dari total penduduk. Apabila tidak dipersiapkan dengan baik, maka remaja akan
sangat beresiko terhadap perilaku penyimpangan seksual.
Menurut hasil penelitian
Kementrian Kesehatan di empat kota yakni Jakarta Pusat, Medan, Bandung, dan
Surabaya sebanyak 35,9 persen remaja memiliki teman yang sudah pernah melakukan
hubungan sexual sebelum menikah dan 6,9 persen responden telah melakukan hubungan
sexual pranikah (Merdeka.com, 2013).
Praktisi kesehatan mental,
seperti konselor, psikolog, atau pekerja sosial, dapat membantu individu
mendapatkan pengetahuan tentang fungsi seksual yang sehat dan tentang
seksualitas (Burlew and Capuzzi, 2002). Dengan bantuan pemerintah untuk
banyaknya konselor konselor yang mau memberikan penyuluhan tentang seksualitas
diharapkan mampu untuk menurunkan angka seksualitas yang ada di Indonesia saat
ini. Program program seperti KKR untuk perempuan yang belum menikah hanya
ditekankan pada isu-isu moral dan promosi abstinen tidak beruhubgan dengan
seks. Jadi masyarakat tidak tau hal tentang seksualitas yang sebenarnya, mereka
hanya seperti di ceramahi tentang moral moral yang ada.
Menuru Megawangi, mengembangkan
generasi penerusb angsa yang berkarakter baik adalah tanggung jawab semua
pihak. Tetapi, tentu saja hal ini tidak mudah, oleh karena itu diperlukan
kesadaran dari semua pihak bahwa pendidikan karakter merupakan PR yang sangat
penting untuk dilakukan segera. Terlebih melihat kondisi karakter bangsa saat
ini yang memprihatinkan serta kenyataan bahwa manusia tidak secara alamiah
tumbuh menjadi manusia yang berkarakter baik, sebab menurut Aristoteles hal itu
merupakan hasil dari usaha seumur hidup individu dan masyarakat (Megawangi,
2013).
Menurut saya karena
perkembangan saat ini yang sudah semakin maju dan semakin cepat seharusnya
pemerintah mulai update tentang teknologi yang lebih canggih lagi. Dengan
membuka sekolah perkembangan anak yang masuk dalam usia kritis yang akan
membentuk pribadi dan karakternya kelak akan seperti apa. Membuka sekolah
perkembangan anak bukan maksud seperti membuka sekolah sekolah seperti sekolah
dasar melainkan membuka sekolah dasar lewat aplikasi-aplikasi yang bisa di
unduh di telepon seluler individu masing-masing.
Mengapa karena seperti ruang
guru, orang-orang bisa mengakses pelajaran dan lebih tau lagi semakin pintar
dalam berfikir. Saya harap dengan pemerintah membuka sekolah perkembangan anak
akan membuat anak-anak mulai berpikir kritis dan kelak saat mereka dewasa tidak
akan menyimpang ke arah yang tidak baik, melainkan sudah tertanam hal hal potif
sedari dini. Selain itu dengan adanya sekolah perkembangan anak orang tua juga
harus diberikan penyuluhan oleh pemerintah melalui PPNI agar orang tua juga
bisa memberikan pelajaran yang terbaik untuk anak mereka. Agar kesehatan
seksualitas semakin meningkat diantar kalangan masyarakat.
G.
Bagaimana perawat
harus bersikap terhadap aspek seksualitas dalam pemberian asuhan keperawatan!
JAWAB :
Perawat profesional (Potter and
Perry, 1998), care giver yaitu memberikan pelayanan keperawatan kepada
individu, kelompok, keluarga atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang
terjadi mulai dari masalah yang bersifat sedeerhana sampai masalah yang
komplek. Lalu Client acvocate atau pembela klien, membantu klien dan keluarga
dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan. Pembelaan
klien termasud memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien.
Lalu perawat profesional juga
harus menunjukan perilaku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
sesuai kedudukan dalam sistem. Perawat bersikap dalam asoek seskualitas
pemebrian asuhan keperawatan juga harus bersikap mempunyai kasih sayang, mempunyaia
rasa empati dan dapat dipercaya oleh pasien, karena rahasia pasien ada di
tangan kita, kita tidak boleh semena menanya untuk membeberkan fakta informasi
tentang pasien kepada orang lain.
Selain itu perawat juga
memberikan motivasi kepada pasien yang terkena dampak seksualitas dengan cara
memotivasi dirnya, membuat pasien percaya kepada kita karena keperacayaan
pasien adalah kunci utama kita untuk mendapatkan perhatian dari pasien. Kita
juga harus menunjukan sikap seorang perawat ketika akn memberikan asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami penyimpangan seksualitas.
Pentingnya bimbingan spiritual
juga dalam kesehatan telah menjadi ketetapan dalam WHO tahun 1984 yang
menyatakan bahwa aspek agama merupakan salah satu unsur dari pengertian kesehatan
seutuhnya. Perawat memiliki peran penting untuk memenuhi kebutuhan biologis,
sosiologis, dan spiritual klien karena perawat yang komperhensif tersebut
pasien senantiasa mendudukan perawat dalam tugas mulia mengantarkan pasuen
diakhir hayatnya, Akan tetapi kebutuhan tersebuy seringkali dianggap tidak
penting bagi perawat, banyak perawat merasa tidak nyaman atau kurang siap dalam
memberikan asuhan spiritual dan sering menghindar. Walaupun spiritual
manfaatnya sangat besar, alasan keraguan an ketidakpasitian personal dapat
memunculkan perasaan tidak mampu membantu klien dalam memberikan asuhan
spiriual.
Kenapa spiritual menjadi aspek
yang penting untuk kita sebagai perawat apalgai dalam asuhan untuk pasien yang
menglami penyimpangan seksualitas agar kita bisa menanamkan benih-benih
spiritual yang baik didalam diri pasien dan pasien bisa berubah juga menjadi
seorang yang lebih baik lagi. Agar ia mampu menahan hawa nafsunya dan tidak
melakukan perbuatan yang salah lagi di kemudian harinya, perawat memberi bekal
sedari dini.
H.
Proyek inovasi apa
yang harus diciptakan untuk mencegah terjadinya penyimpangan seksualitas!
JAWAB :
Para remaja dalam hal ini
mahasiswi lebih suka berbicara sex dikalangan teman-temannya,baik itu perempuan
maupun laki laki. Jika hubungan intim itu terpisah atau mendapat hambatan, maka
mereka tidak akan kehilangan jati diri dan lebih ceoat utnuk menyesuaikan diri
dnegan kehidupan dalam lingkungan pergaulan lainnya. Sebagai konsekuensi proses
sosialisasi norma norma yang berhubungan dengan batas bata pola dan etika
pergaulan semakin berkurang maka pengaruh pola pergaulan bebas cenederung lebih
ominan merasuk kedalam kebiasaan baru. Sex sebagai kebutuhan manusia yang
alamiah tersebut dalam upaya pemenuhan cenderung didominasi oleh dorangan
perilaku sex diluar batas hak-hak kehormatan dan susila kemanusiaa. Bahkan
mahasiwi dan mahasiwsa seharusnya sudah tau apa dampak yang akan terjadi.
Bebebrapa hal yang mempengaruhi
hal remaja dalam hal ini mahasiwi dalam melakukan perilaku sex diantaranya
adalah gagalnya sosialisasi norma-norma dalam keluarga, terutama keyakinan
agama dan moralitas, semakin terbukanya peluang pergaulan bebas setara dengan
kuantitas pengetahuan tentang perilaku sex pada linkugan sosial dan kelompok pertemanan.
Kekosongan aktivitas fisik dan rasio dalam kehidupan sehari-hari sensitifitas
penyerapan dan penghayatan terhdapat struktur pergaulan sex bebas relatif
tinggi, rendahnya keperdulian dan kontrol sosial adanya kemudahan dalam
mengantisipasi resiko kehamilan.
Melalui pembahasan diatas
menurut saya proyek inovasi yang harusnya dikembangkan saat ini adalah dengan
adanya STOP SEXUALITAS dengan menambah agen-agen mahasiswa dan mahasiswi yang
menjadi agen untuk memberhentikan penyimpangan seksualitas yang semakin marak.
Dengan adanya perkembangan jaman saat ini semakin mudahnya kita untuk
mendeklarasikan sesuatu, mengajak para generasi muda untuk berpikir lebi jauh
kedepan apa yang akan terjadi jika mereka melakukan hal tersebut, membeberkan
informasi-informasi tentang penyakit apa yang terjadi jika mereka melakukan
penyimpangan seksualitas.
Lalu pemerintah juga membantu
dengan tidak lagi menjual bebaskan alat-alat dewasa yang di Indonesia sendiri
sangat mudah didapatkan dan membuat para generasi muda suka sekali untuk
melakukan penyimpangan penyimpangan seksualitas. Pemerintah yang melarang
tetapi pemerintah sendiri yang menjual bebaskan alat-alat tersebut seperti alat
kontrasepsi yang dijual di beberapla swalayan yang sangat bebas dan harganya
yang benar-benar terjangkau.
Mari kita bersama sama
mendeklarasikan untuk stop penyimpangan seksualitas agar menjadi generasi muda
yang aktif cerdas dan cermat untuk membangun bangsa dan negara kita tercinta.
DAFTAR PUSTAKA
Angeline, Susan., Ronda,
Daniel. 2011. Pemulihan Gambar Dir Bagi
pekerja Seks Komersial di Pusat
Pelayanan Satuan Karya Wanita Mattiro Deceng Makasar. Makasar. 9:2
Budi Lenggono. 2016. Artikel Pengaruh Pacaran Pada Remaja.
Dalam Kompasiana, 28 April 2016.
BKKBN : Seks Bebas Masalah Utama Remaja. 28 Nopember 2012. Berita Satu
Newstand Jakarta.
Efendi, Ferry., Makhfudli.
2015. Keperawatan Kesehatan Komunitas. [ebook].
Airlangga University.
Evi, Sudirman Nair, Suriah.
2013. Sexual Behavior in Teen Dating at
Kairatu 2 High School in West
Seram Regency. hal 250-256.
Fadhillah. 2017. Upaya Antisipasi Perilaku Sex Bebas di
Kalangan Mahasiswi Kebidanan. Jurnal
Ners dan Kebidanan, Volume 4, No. 3
Masmuri., Kurniawan Syamsul. Penyimpangan Seksual Sebuah Interpretasi
Teologi, Psikologi, dan Pendidikan
Islam. Jurnal Penyimpangan sesksual. 100-112.
Mertia, Nifa Evidanika.,
Hidayat, Thulus., Yuliadi, Istar. Hubungan
antara pengetahuan seksualitas dan
kualitas komunikasi orangtua dan anak dengan perilaku seks bebas pada remaja siswa-siswi man GONDANGREJO
KARANGANYAR. Surakarta:
Universitas Sebelas Maret.
Prasanti, Ditha., Fitriani,
Dinda Rakhma. 2018. Pembentukan Karakter
Anak Usia Dini: Keluarga, Sekolah, dan
Komunitas. Jurnal Obsesi. Vol 2 No 1. 13-19
Prihatiningtyas, Mukti. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap
Perawat Terhadap Spiritual Care di
Rumah Sakit DKT Yogyakarta. [naskah publikasi] Yogyakarta:STIKES AISYIYAH
Kiran, Yuke., Dewi, Umi Sri
Puspita. Pengetahuan dan Sikap Perawat
dalam Memenuhi Kebutuhan Psikologi dan Spiritual
Klien Terminal.
Rahardjo, Wahyu., Saputra,
Maizar., Hapsari, Indria. 2015. Harga
Diri, Sexting dan Jumlah Pasangan
Seks yang Dimiliki Pria Lajang Pelaku Perilaku Seks Beresiko. Jurnal Psikolog Gundarma. 42:2. 101-114
Rahmawati, Riza. 2016. Penyimpangan Sosial Human Trafficking.
Makasar: FKIP Unismuh, Vol IV:1
Rohmaniah, Siti. 2018. Pendidikan Seks Bagi Remaja [tesis]. Yogyakarta:
UIN Sunan Kalijaga.
Sitompul, Anastasia Hana. 2015.
Kajian Hukum Tentang Tindak Kekerasan
Seksual Terhadap Anak di Indonesia.
Lex Crimen Vol. IV/No.1/Jan-Mar/2015.
Yarza, Husnin Nahry., Maesaroh,
Yarza., Kartikawati, Eka. 2019. Pengetahuan
Kesehatan Reproduksi Remaja
Dalam Mencegah Penyimpangan Seksual. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. 16:1.
0 komentar:
Posting Komentar